RMK News Jakarta Negara-negara Asia Tenggara masih memiliki permasalahan kesehatan. Ambil contoh hepatitis, angka kematian masih tinggi untuk beberapa negara di ASEAN.
Data Global Burden of Disease 2019 untuk kawasan Asia Tenggara menunjukkan tiga negara dengan angka kematian tertinggi akibat penyakit bersumber virus ini yakni Indonesia, Kamboja, Vietnam. Indonesia memiliki angka kematian mencapai 2,14 per 100.000 penduduk, diikuti Kamboja 1,87 dan Vietnam 0,7.
Sementara itu, delapan negara ASEAN lainnya, yakni Kamboja, Vietnam, Brunei, Malaysia, Laos, Myanmar, Thailand, Filipina, dan Singapura memiliki angka kematian akibat hepatitis kurang dari 1 per 100.000 penduduk.
Hepatitis hanyalah satu diantara masalah kesehtan lain di Asia Tenggara, maka dari itu Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC), Arsjad Rasjid mengatakan untuk membangun masa depan yang lebih sehat dan tangguh bagi semua orang maka perlu juga bangun kolaborasi publik dan swasta yang lebih besar di sektor kesehatan di Asia Tenggara.
“Kita banyak belajar selama pandemi kemarin, bahwa infrastruktur kesehatan adalah salah satu hal yang perlu menjadi prioritas. Untuk itu ASEAN-BAC menjadikan Ketahanan Kesehatan sebagai salah satu isu prioritas,” kata Arsjad.
Kolaborasi Regional
Selain kolaborasi publik dan swasta, peningkatan kolaborasi regional yang lebih kuat ditambah sistem kesehatan yang lebih kokoh dan investasi dalam riset dan inovasi bisa membuat ASEAN lebih kuat hadapi tantangan kesehatan dan lindungi ratusan juta orang yang ada di wilayah Asia Tenggara.
Gagas ASEAN Business Award
Salah satu upaya ASEAN-BAC dalam meningkatkan ketahana kesehatan di kawasan Asia Tenggara dengan menggagas ASEAN Business Awards 2023 atau ABA 2023.
Ajang terkemuka yang diselenggarakan oleh ASEAN-BAC untuk mempromosikan ketahanan kesehatan ini punya dua kategori khusus yakni Health Innovation dan Corporate Health Achievement.
Dua kategori tersebut ditujukan pada perusahaan yang telah menunjukkan komitmen luar biasa dan kontribusi yang luar biasa dalam memajukan kesehatan dan kesejahteraan di wilayah ASEAN.
Kategori Health Innovation
Kategori ini mengacu pada inisiatif, produk, atau terobosan teknologi sebuah perusahaan yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan perawatan kesehatan dan pengelolaan penyakit di Asia Tenggara.
Inovasi-inovasi ini memiliki potensi untuk merevolusi sistem perawatan kesehatan, meningkatkan akses terhadap pengobatan, dan menyalakan masyarakat untuk menjalani kehidupan yang lebih sehat.
Pada Hari Hepatitis Dunia, ASEAN-BAC mendorong perusahaan-perusahaan untuk berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan solusi-solusi baru untuk mengatasi virus hepatitis dan tantangan kesehatan lain yang ada di wilayah ini.
sumber : Liputan6.com