RMK NEWS | Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Jawa Barat mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis. Khusus di Kabupaten Sukabumi, terjangan El Nino itu masuk dalam status waspada pada 1-10 Agustus 2023.
Dampak El Nino itu sangat dirasakan bagi petani. Mereka kesulitan menanam dan menyebabkan pergeseran masa tanam di Kabupaten Sukabumi.
“Akibat El Nino ini, musim tanam mundur menjadi September hingga Oktober,” kata Sidartha selaku Manager Penjualan Wilayah Jabar 2 saat konferensi pers di Kota Sukabumi, Rabu (2/8/2023).
Lalu bagaimana dengan stok pupuk subsidi di Kota dan Kabupaten Sukabumi?
Dia mengatakan, baik pupuk subsidi dan non subsidi untuk wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi dalam kondisi melimpah. Pupuk Kujang Cikampek selaku anak perusahaan plat merah ini, kata dia, tak berhenti memproduksi pupuk meski di tengah ancaman El Nino.
“Stok sangat melimpah. Di tahun ini, petani dijatah sesuai dengan kemampuan pemerintah untuk subsidi,” ujarnya.
Vice President Wilayah 3A Pupuk Indonesia Aviv Ahmad Fadhil menambahkan, hingga 31 Juli 2023 stok pupuk subsidi jenis pupuk urea tercatat sebanyak 4.050 ton, sedangkan untuk stok NPK sebanyak 3.182 ton. Ketersediaan pupuk subsidi itu diperkirakan cukup untuk dua pekan ke depan.
“Stok pupuk tersebut siaga di gudang lini tiga di Sukabumi sesuai dengan ketentuan minimum yang diatur pemerintah dan sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan petani hingga dua pekan ke depan,” ujar Aviv.
Di samping itu, realisasi pemberian pupuk bersubsidi di awal Agustus 2023 di Kabupaten Sukabumi telah mencapai lebih dari 90 persen dari alokasi tahun 2023.
Secara rinci, realisasi pupuk urea telah mencapai 311.681 ton dari alokasi yang ditetapkan pemerintah untuk Kabupaten Sukabumi sebanyak 603.135 ton. Adapun penjualan pupuk NPK telah mencapai 187.980 ton dari alokasi sebanyak 339.354 ton.
“Alokasi itu wajib kita penuhi. Apalagi sekarang sedang waspada musim panas ekstrem,” tuturnya.
Sekedar informasi, berdasarkan Permentan nomor 10 Tahun 2022 disebutkan hanya sembilan komoditas saja yang mendapat pupuk bersubsidi. Komoditas tersebut yakni padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kakao, dan kopi. Sembilan komoditas ini merupakan komoditas pertanian strategis yang berdampak terhadap inflasi sehingga komoditi lain tak mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi.
sumber : detikJabar