RMK NEWS | Pangandaran – Keindahan Pantai Pangandaran ternyata sudah masyhur sejak dulu. Tak hanya warga lokal, para menak Belanda kala itu menjadikan pantai ini sebagai tujuan wisata.
Namun terdapat cerita kelam tepatnya pada 1938. Saat itu terjadi kecelakaan laut yang membuat salah satu karyawan Cikencreng di Pangandaran tewas tenggelam.
Peristiwa itu dimuat oleh salah satu koran “Perdagangan Umum” terbit pada Senin, 16 Mei 1938 bertajuk ‘Majalah perdagangan umum untuk Hindia Belanda’.
Tajuk yang terbit dalam koran halaman 111 berjudul ‘Belajar dari Pangandaran Tergelincir dan Disedot’
Dalam koran tersebut diceritakan seorang karyawan menak asal Belanda C.W.J.F. Jansen Andeweg, yang bekerja di perusahaan Tjikenjreng, meninggal saat berenang.
Jansen tenggelam di teluk Dirk de Vries, teluk yang memanjang ke barat dari semenanjung Penandjoeng ke desa nelayan Parigi.
Laut yang dimaksud dalam koran itu merupakan Pantai Pananjung yang kini bernama Pantai Pangandaran.
Jansen tidak berenang sendiri melainkan ditemani pengurus perusahaan Tjinkentjreng, H. J. A. Van Beekum dan Den wd. Pengurus Klapperland Pangandaran Mr. Schrijver.
Saat berenang Jansen Andeweg berenang cukup jauh yaitu sekitar satu kilometer sebelah barat Pasanggrahan (hotel Pangandaran pertama).
Menurut nelayan setempat, Jansen tertarik pusaran air di Dirk de Vriesbaya atau semenanjung laut Pangandaran.
Dalam koran tersebut Jansen ditemukan tewas di batuan kerang Pangandaran di daratan Pananjoeng atau kini Cagar Alam. Namun koran tersebut tidak menuliskan penemuan mayat dan kronologi lengkap yang membuat Jansen terbawa dan nyawanya tidak tertolong.
Selain itu penulis koran tersebut tidak memberikan nama narasumber (nelayan) yang menjelaskan kronologi tenggelamnya Jansen akibat pusaran air.
sumber: detik.com