RMK NEWS |- Potensi kecelakaan nelayan di laut dinilai sangat tinggi. Oleh karena itu, sejumlah relawan keselamatan di Jawa Barat menggelar nelayan rescue training. Pelatihan itu dilakukan di Pantai Pangandaran selama dua hari Jumat (11-12/8/2023).
Ketua SAR Barakuda Pangandaran Saiko mengatakan tingkat kecelakaan nelayan di Pangandaran cukup tinggi, terutama yang diawali dengan masalah pada mesin.
“Karena kan nelayan berangkat pagi pulang sore, berangkat lagi sore pulang pagi. Gitu setiap hari,” kata Saiko kepada detikJabar, Jumat (11/8/2023).
Ia mengatakan setahun ini laka laut lebih dari 15 kejadian, dengan rincian sebagian merupakan nelayan, sebagiannya lagi bukan nelayan.
Menurutnya kecelakaan nelayan terjadi dari mulai saat pemberangkatan, diperjalanan, dan waktu penangkapan.
“Adapun trouble yang terjadi ditemukan mesin mati sehingga mengalami hilang keseimbangan, hingga saat datang angin kencang dan gelombang tinggi membuat perahu terbalik,” katanya.
Kemudian, kata Saiko, kondisi lainnya yang ditemukan saat trouble kondisi perahu tidak apa-apa, alat tidak apa-apa, tapi tidak ada alat komunikasi sehingga tidak bisa menghubungi, hp atau radio ketika kondisi cuaca ataupu gelombang tinggi.
Saiko mengatakan melalui nelayan rescue training ini mereka diharapkan dapat mempelajari navigasi laut, penyelamatan diri dan kerabat satu profesi, serta dapat melakukan penyelamatan.
Dalam kesempatan yang sama Kepala BPBD Pangandaran Untung Saeful Rokhman mengatakan karena di Pangandaran banyak warga yang berprofesi sebagai nelayan dan melakukan aktivitas banyak di air, tentu nelayan training ini memberikan hal yang positif.
“Kegiatan yang diselenggarakan Jabar Quick Response ini, para nelayan harus mengetahui dan dapat memitigasi pertolongan pada nelayan yang lainnya, menambah wawasan pengetahuan dan mengetahui kondisi cuaca saat melakukan pekerjaannya,” kata Untung.
Pihak BPBD Pangandaran menyampaikan jika nelayan setiap hari melalui stakeholder disampaikan terkait kondisi cucaca, gelombang dan kondisi angin.
“Semua informasi itu kami dapadkan dari BMKG dan disampaikan melalui pusat pengendalian operasi pelayanan (Pusdalops) BPBD Pangandaran,” katanya.
Perwakilan Panitia Nelayan Rescue Training Usman Mawardi mengatakan nelayan diharapkan bisa menolong antar profesi dan membantu kecelakaaan laut lainnya. Ia mengatakan pelaksanaan pelatihan narasumbernya dari berbagai bidang yang tentunya memiliki kapasitas.
“Satu dari akademisi untuk morfologi laut, pengoperasian perahu yang baik itu seperti apa itu dari Poltek Perikanan. Kedua Polairud untuk materi safety dan dari Pos AL terkait Water Rescue, navigasi, dan sistem komunikasi,” tuturnya.
Sumber : Detik.Jabar