RMK NEWS |- Di Situs Gunung Jaha Ciamis, ada sebuah batu mirip topeng. Batu tersebut konon memiliki unsur kekuatan gaib dari zaman kerajaan Galuh.
Masyarakat menyebut, batu tersebut sebagai batu topeng. Nampak jelas batu itu memiliki dua lubang seperti mata, tonjolan seperti hidung dan di bawahnya terdapat cekungan mirip mulut. Batu itu telah ditumbuhi lumut hijau.
Batu itu terletak di pinggir akses jalan menuju makam Jayengpati Wirautama merupakan sosok pemimpin daerah Cibatu dan Syekh Nurudin adalah tokoh penyebar agama Islam di wilayah Ciamis.
Konon, sejak dulu batu topeng itu tidak pernah dipindahkan, meski sekalipun ada pembangunan jalan. Thio Renaldi alias Bang Sufi, Pegiat Budaya Galuh menjelaskan, konon batu tersebut merupakan sebuah karya seni pada masa Kerajaan Galuh.
Layaknya seperti topeng seni bebegig, namun bedanya bahan yang terbuat dari batu dan kayu. Namun belum diketahui pasti pembuat batu tersebut.
“Batu topeng itu diduga sebuah karya seni pada era Kerajaan Galuh. Batu itu sengaja ditempatkan di tempat yang dikeramatkan. Dulu sebelum masa peradaban Islam, percaya benda batu yang dibuat itu mengandung unsur kekuatan gaib,” ujar Thio, Jumat (11/8/2023).
Pada masa Kerajaan Galuh, orang masih mengenal istilah dangiang dan sanghiang. Maksud dari sanghiang adalah pencipta, sedangkan dangiang adalah makhluk halus atau gaib.
“Batu Topeng itu sengaja disimpan di Situs Gunung Jaha sebagai tanda jejak peradaban masa lalu. Tujuannya agar generasi penerus dapat melestarikan dan tidak merusaknya. Adanya unsur mistik untuk menjaga dari hal-hal negatif,” jelasnya.
Menurut Thio, batu topeng tersebut memiliki cerita mitos yang cukup kental di masyarakat. Konon batu itu dijaga oleh sosok perempuan dengan sebutan Dewi Nawang Mulan, namun ada juga yang berpendapat lain yakni Dewi Parwati.
“Memang hal gaib itu tidak tentu, bisa mewujudkan apa saja. Mitologinya sendiri itu adalah bidadari yang baik hati menjaga semesta,” tuturnya.
Batu topeng tersebut memiliki kekuatan magis, konon tidak bisa dipindahkan dari tempat asalnya. Pernah ada beberapa yang pernah memindahkan batu tersebut, namun orang tersebut malah sakit dan didatangi makhluk gaib. Percaya atau tidak, menurut Thio peristiwa itu pernah terjadi.
“Batu itu kembali ke tempat asal, orang yang memindahkannya sakit. Sekarang saja kenapa batu tersebut ada dipinggir jalan, itu karena tidak ada yang berani memindahkan. Ketika ada pembangunan jalan juga, pekerja tidak berani mengusik batu tersebut,” pungkasnya.
Sumber : Detik,travel