RMK NEWS | – Harga beras di Pasar Manis Ciamis melonjak sejak beberapa pekan terakhir. Untuk harga beras medium dari Rp 12.500 hingga Rp 13 ribu per kilogram sedangkan beras premium dari Rp 14 ribu sampai Rp 15 ribu per kilogram.
Akibat harga yang tinggi tersebut, sejumlah warga Ciamis yang biasanya membeli beras dalam jumlah banyak kini diecer. Hal itu dilakukan untuk menyiasati anggaran belanja agar semua kebutuhan pokok terpenuhi.
“Kebutuhan beras kan tidak bisa dikurangi, jadi belinya diecer. Saya biasa sekali beli 10 kilogram untuk beberapa hari, kalau sekarang belinya tidak sekaligus,” ujar Mintarsih salah seorang pembeli beras di Pasar Manis Ciamis, Senin (4/9/2023).
Mintarsih berharap harga beras kembali normal. Tak dipungkiri, meski saat ini harga mengalami kenaikan namun harus tetap dibeli karena merupakan kebutuhan pokok.
Sementara itu, Iis Haryanti, pedagang beras di blok A Pasar Manis Ciamis mengatakan kenaikan harga beras terjadi sejak awal Agustus. Misalnya untuk beras medium dari semula Rp 11 ribu, merangkak naik menjadi Rp 12.500 dan Rp 13 ribu. Sedangkan beras premium dari harga semula Rp 13 ribu naik menjadi Rp 15 ribu.
“Tidak tahu ini puncaknya atau masih akan naik. Penyebabnya juga tidak tahu pasti, mungkin karena kemarau,” ujar Iis.
Iis pun menduga kenaikan harga beras ini terjadi karena persediaan gabah di petani yang tidak semuanya dijual. Biasanya pada musim kemarau, petani menyimpan sebagian untuk persediaan.
“Kalau saya biasa mendatangkan beras dari wilayah Banjarsari Ciamis dan Singaparna Tasikmalaya untuk yang premium. Untuk konsumen juga saat ini daya beli masyarakat kurang. Memang kalau kebutuhan beras tidak bisa dikurangi, konsumen sekarang lebih banyak beli diecer disesuaikan dengan kondisi,” ungkapnya.
Atasi Harga Beras Naik, Pemkab Ciamis Siap Operasi Pasar
Kasi Distribusi Barang dan Perlindungan Konsumen DKUKMP Ciamis Dini Kusliani mengatakan berdasarkan hasil laporan, harga beras medium di Ciamis rata-rata paling murah Rp 11 ribu dan paling tinggi Rp 13 ribu. Sedangkan untuk beras premium, paling murah Rp 12 ribu dan paling tinggi Rp 14 ribu.
“Memang kenaikan harga ini terjadi secara nasional, setiap daerah berbeda kenaikan,” ungkap Dini saat ditemui di kantornya.
Dini menjelaskan, penyebab harga beras naik karena gagal panen di beberapa wilayah. Sehingga kenaikan harga gabah mempengaruhi harga beras. Selain gagal panen, juga ketersediaan barang menipis karena musim kemarau dampak El Nino.
Guna mengatasi kenaikan harga beras, DKUKMP Ciamis pun telah melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian Ciamis. Melaporkan ke Provinsi dan Kementerian mengenai fluktuasi harga beras untuk menjadi bahan pertimbangan kebijakan.
“Kami juga menawarkan operasi pasar ke setiap kecamatan khususnya beras. Seandainya ada kecamatan yang membutuhkan operasi pasar beras kami siap, akan kerja sama dengan pihak Bulog. Kecamatan mengajukan lalu akan kami fasilitasi,” jelas Dini.
Penasaran operasi pasar itu sudah dilakukan sejak Minggu pertama di bulan Agustus. Saat ini baru Kecamatan Baregbeg yang telah melaksanakan operasi pasar. Beras yang disediakan adalah SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan) medium Rp 9.600 per kilogram.
“Menurut hasil koordinasi dengan Dinas Pertanian, sekarang sudah mendekati masa panen, semoga tidak terjadi kenaikan lagi,” pungkasnya.
Sumber : Detik.Jabar