RMK NEWS | – Pedagang makanan asal Kabupaten Tasikmalaya mulai merasakan dampak kenaikan harga beras. Pedagang pun mengambil sejumlah langkah untuk mengantisipasi kenaikan tersebut.
“Mulai berpikir juga gimana ya, ada sih dampaknya tapi susah juga kita hitungannya. Yang jelas, harga kupat tahu masih sama belum naik Rp 21 ribu per porsi. Mau naikin kasihan konsumen juga,” ujar Lala, pengelola kupat tahu Mangunreja, Senin (4/9/2023).
Pedagang menyiasati agar penghasilan tidak menurun dengan menjual olahan lain. Tak hanya itu, pekerja juga dibayar secara harian disesuaikan ramai tidaknya kedai kupat tahu.
“Ya jualan olahan lain aja biar untung masih ada. Tambah kan di teteh mah karyawan harian jadi pekerja sesuai kebutuhan aja,” kata Lala.
Sementara itu, pedagang warung nasi di jalan Mangunreja mulai menaikkan harga jual nasi. Satu porsi nasi naik dari asalnya Rp 3 ribu menjadi Rp 5 ribu.
“Porsi nasi naik dari Rp 3 ribu jadi Rp 5 ribu per porsi. Jumlah konsumen juga turun 50 persen dibanding sebelum kenaikan harga beras terjadi,” kata Farida, pengelola rumah makan Burasa pada detikJabar, Senin (4/9/2023).
Kenaikan harga satu porsi nasi dikeluhkan konsumen. Apalagi, mereka yang kerap sarapan dan makan siang di luar rumah. Konsumen harus merogok kocek lebih dalam lagi.
“Mulai yah berat juga, harga nasi naik. Apalagi saya makan pagi dan siang di luar kan. Harus beli,” kata Aris, pembeli nasi. Masyarakat berharap agar pemerintah menekan harga beras dengan oprasi pasar murah.
Sumber : Detik.Jabar