RMK NEWS | – Kekeringan di Kabupaten Pangandaran kian meluas. Saat ini telah ada 7 kecamatan yang mengalami kesulitan air bersih.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (Darlog) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran Supianto mengungkapkan, 7 kecamatan yang mengalami kekeringan, yakni Kecamatan Cimerak, Cijulang, Parigi, Cigugur, Kalipucang, Padaherang dan Sidamulih.
“Dari 7 kecamatan itu ada sebanyak 14 desa terparah yang mengalami kekeringan. Karena 1 kecamatan juga tidak keseluruhan, ada juga satu desa saja yang terdampak, satu contohnya di Kalipucang,” kara Supianto kepada detikJabar, Rabu (20/9/2023).
Di Kecamatan Kalipucang, ada 3 desa yang warganya kesulitan air bersih. Desa itu, yakni Desa Pamotan, Desa Bagolo dan Desa Kalipucang.
“Yang dialami oleh mereka saat ini kekurangan air bersih karena daerah-daerah tersebut itu memang tidak tersuplai oleh PDAM, hanya mengandalkan sumur resapan, ataupun mengandalkan mata air,” ucapnya.
Dia menyebut, sumber-sumber air warga mulai surut. Hal itu cukup menyulitkan warga.
“Sehingga untuk itu satu-satunya jalan warga bisa dapat air bersih dengan meminta bantuan dari BPBD. Warga untuk mendapatkan air bersih mengadu ke desa, kemudian minta bantuan untuk melayangkan surat permintaan air bersih ke BPBD,” katanya.
Berdasarkan data, dia menyebut, kekeringan yang paling parah terjadi di Kecamatan Cijulang tepatnya di Desa Margacinta.
“Ke wilayah tersebut kami telah suplai 390 ribu liter air. Sampai hari ini masih disuplai air, Desa Batukaras 70 ribu liter, Desa Cibanten 110 ribu liter. Itu wilayah yang sudah disalurkan kepada wilayah terparah dari BPBD Pangandaran,” katanya.
Untuk jumlah warga yang terdampak kekeringan mencapai 7.441 orang. “Per Senin (19/9) ini 2.601 KK dan 7.341 jiwa di 6 kecamatan tersebut yang terdampak kekeringan,” ucapnya.
“Sementara kalau jumlah total liter air yang sudah kami bantu ke masyarakat ada 800 ribu liter,” ucapnya.
Sumber : Detik.Jabar