RMK NEWS | – Belum reda keresahan publik Tasikmalaya akibat video persekusi siswa SMP di Cilacap, Jawa Tengah, kini dikejutkan lagi dengan beredarnya sebuah foto siswa SMP yang tengah menginjak kepala temannya.
Foto yang mulai menyebar luas sejak Rabu (27/9/2023) malam itu menampilkan seorang siswa SMP dalam posisi telungkup di lantai kelas. Kemudian seorang siswa lainnya tampak menginjak kepala siswa telungkup itu sambil berpose tolak pinggang menghadap kamera. Sementara seorang lainnya menduduki anak yang telungkup, seperti sedang meringkus dan berpose mengangkat jempol.
Foto itu menyebar di berbagai media sosial dan dinarasikan sebagai aksi persekusi atau bullying di sebuah SMP di Tasikmalaya. Informasi yang dihimpun detikJabar, kejadian itu terjadi kelas VII SMP Negeri 14 Kota Tasikmalaya yang berada di wilayah Kecamatan Mangkubumi pada Rabu (27/9/2023) siang.
Kepala SMP Negeri 14 Kota Tasikmalaya Fitri Gurnitasari mengatakan foto tersebut bukan merupakan aksi persekusi melainkan hanya konten bercanda antarteman. Menurut Fitri ketiga anak itu sedang bermain “polisi-polisian” atau permainan jagoan dan penjahat, namun saat itu difoto oleh salah seorang temannya hingga akhirnya tersebar.
“Foto yang viral itu sebenarnya konten anak-anak bercanda. Jadi saat itu sedang istirahat siang, guru salat dan anak bermain. Jadi gambar yang diupload itu bukan bullying. Jadi mereka membuat konten,” kata Fitri di Mapolsek Mangkubumi, Kamis (28/9/2023).
Walau bercanda, Fitri mengakui bahwa foto atau perilaku itu tak pantas. Menginjak kepala jelas merupakan perilaku tercela. “Kami pun tidak membenarkan konten dalam bentuk seperti itu, saya sampai syok pas pertama melihat. Namun itu bukan bullying. Anak-anak juga bisa dilihat sendiri, semua bersahabat. Kami juga sudah panggil anak yang terlibat beserta orang tua. Difasilitasi oleh Polsek Mangkubumi dan tokoh agama,” kata Fitri.
Dia mengatakan kejadian ini menjadi bahan evaluasi dan pelajaran berharga bagi pihaknya. “Ini menjadi pembelajaran yang luar biasa. Pengawasan untuk anak-anak itu penting, termasuk di jam rawan saat istirahat. Kami juga meminta maaf kepada masyarakat, mungkin kejadian ini telah menimbulkan keresahan,” kata Fitri.
Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Asep Rusyadi mengingatkan pihak sekolah untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak didik. “Kan jam rawan itu ada tiga, saat masuk sekolah, waktu istirahat dan pulang sekolah. Guru jangan lengah,” kata Asep.
Selain itu gerakan atau sosialisasi anti perundungan juga harus senantiasa dilakukan kepada anak didik. “Sosialisasi anti bullying, pengawasan penggunaan ponsel itu harus ditingkatkan,” kata Asep.
Kapolsek Mangkubumi Iptu Ruhana membenarkan adanya viral foto yang diduga persekusi tersebut. “Kami langsung melakukan penyelidikan dan meminta keterangan dari pihak-pihak terkait,” kata Ruhana.
Hasil penyelidikan, kata Ruhana, foto tersebut bukan merupakan aksi perundungan tapi foto main-main atau bercanda. “Hasil penyelidikan memang tidak ditemukan unsur persekusi, anak-anak ini hanya bercanda. Walau pun memang bercandanya keterlaluan, karena terlihat seperti menginjak kepala temannya,” kata Ruhana.
Meski demikian polisi langsung mengundang orang tua siswa, pihak sekolah dan Dinas Pendidikan untuk merundingkan permasalahan ini di Mapolsek Mangkubumi. Hasilnya semua pihak berdamai dan tidak akan memperpanjang masalah ini. “Hasilnya islah (damai), karena memang tidak terbukti adanya unsur persekusi,” kata Ruhana.
Sumber : Detik.Jabar