RMK NEWS | Jakarta – Guna memperingati Hari Batik Nasional tahun ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar peragaan busana Istana Berbatik di halaman Istana Merdekat, Jakarta, Minggu (1/10).
Acara yang menghadirkan koleksi batik khas dari tujuh kerajaan di Nusantara ini turut dihadiri Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan para pejabat negara lainnya. Mereka hadir mengenakan ragam batik dengan aneka warna dan model. Manambah semarak perhelatan Istana Berbatik.
Diketahui, batik memiliki corak dan warna beragam. Namun, dalam kesempatan ini, Jokowi menyatakan bahwa batik berwarna sogan merupakan favoritnya.
“Terlalu banyak motif batik, setiap hari berganti motif dan bisa berubah-ubah warnanya… tetapi saya memang senang yang warna sogan,” ujar Jokowi pada Minggu petang.
Jokowi mengenakan batik motif parang barong kembang udan riris warna sogan atau cokelat dalam Istana Berbatik.
“Batik adalah wajah kita, budaya kita. Dan sebagai sebuah karya seni yang luar biasa, di situ ada simbolisme, di situ ada filosofi di setiap motif yang ada. Inilah kebudayaan Indonesia,” tuturnya, dikutip dari laman Youtube Sekretariat Presiden.
Batik sogan sendiri merupakan jenis batik dengan nuansa klasik. Nama Batik Sogan berkaitan dengan proses pewarnaan batik yang menggunakan bahan alami batang kayu pohon soga.
Perbedaan Batik Sogan Solo dan Yogya
Mengutip laman Perpustakaan Universitas Brawijaya, Batik Sogan klasik identik dengan daerah keraton Jawa yaitu Yogyakarta dan Solo. Motifnya biasanya mengikuti pakem motif klasik keraton. Batik Sogan Yogya dan Solo bisa dibedakan melalui warnanya. Biasanya, sogan Yogya didiomonasi warna cokelat tua-kehitaman dan putih. Sedangkan sogan Solo berwarna cokelat-oranye dan cokelat.
Warna klasik batik Sogan sarat makna seperti dimuat dalam Serat Wirid Hidayat Jati. Warna kuning keemasan merupakan bagian dari simbol keraton bangsa burung, bangsa makhluk penerbang, warna lokus dari perjalanan rohani setelah teringkapnya alam Siriyah. Corak warna ini merupakan simbol-simbol yang telah dikenal sebelum masa Islam di Tanah Jawa. Dalam perkembangannya, simbol-simbol batik itu kemudian diolah kembali oleh Wali Songo.
Penetapan Hari Batik Nasional
Sejak 2009, tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional oleh Presiden Suslio Bambang Yudhoyono. Penetapan ini dituangkan dalam Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009.
Ada beberapa hal yang melatarbelakangi penetapan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional salah satunya batik Indonesia telah dikukuhkan masuk dalam daftar warisan budaya tak benda oleh UNESCO.
sumber : Liputan6.com