RMK NEWS | – Sebuah batu berukuran besar di Ciamis dipercaya memiliki kekuatan magis. Dari batu itu, kerap terdengar suara gamelan. Konon, bisa pula datangkan keberuntungan.
Batu Goong, begitu warga Ciamis menyebutnya. Lokasinya berada di Desa Bangbayang, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis. Batu ini punya banyak cerita menarik untuk dibahas.
Konon batu tersebut punya aura magis dan dipercaya mendatangkan keberuntungan. Batu Goong dikenal oleh masyarakat setempat sebagai salah satu objek sejarah di Desa Bangbayang, tepatnya di Blok Pasaleman, Dusun Bangbayang Kidul.
Batu Goong merupakan batuan andesit alami berbentuk persegi panjang sedikit opal dengan lingkar sisinya 366 sentimeter dan tebal 44 sentimeter.
Kepala Desa Bangbayang, Asep Riky Darmawan mengatakan, dinamakan Batu Goong karena bentuknya menyerupai alat musik gamelan Gong. Pada bagian permukaannya terdapat tonjolan membulat dengan ukuran panjang 30 sentimeter dan lebar 28 sentimeter, tinggi tonjokan itu 10 sentimeter.
“Menurut cerita orang tua, pada tahun 1947 posisi Batu Goong berada di atas tebing yang merupakan kebun yang berdekatan dengan rumah penduduk. Namun batu tersebut jatuh ke bawah akibat hujan deras, lokasi sekarang,” ujar Asep.
Asep bercerita, berdasarkan cerita dari sesepuh masyarakat dulu pada malam Jumat Kliwon, konon Batu Goong tersebut berbunyi. Dari kejauhan warga kerap mendengar suara gamelan yang berasal dari lokasi Batu Goong.
“Dahulu, sesepuh masyarakat Dusun Bangbayang Kidul, bapak Umar Habis, sering mendengar suara gamelan dari lokasi Batu Goong, setiap Jumat Kliwon. Lokasi baru ke permukiman warga sekitar 800 meter,” ungkap Asep.
Konon Bisa Datangkan Keberuntungan
Magis dari Batu Goong itu tidak hanya mengeluarkan suara, namun juga konon dipercaya dapat mendatangkan keberuntungan.
Pada zaman porkas (pekan olahraga dan ketangkasan) dan SDSB (sumbangan dermawan sosial berhadiah) tahun 1980-1990 Batu Goong menjadi salah satu objek yang memiliki kekuatan mistis atau keramat oleh orang-orang yang ingin mendapatkan untung.
“Dulu orang-orang yang ingin mendapat keuntungan dari SDSB atau Porkas, datang dulu ke Batu Goong ini,” jelas Asep.
Namun seiring perkembangan zaman, SDSB dan Porkas pun dihapuskan. Batu Goong pun tidak lagi didatangi oleh warga lalu kemudian ditinggalkan.
Mengingat Batu Goong tersebut memiliki sejarah, maka dimasukan dalam pendataan buku Jejak Sejarah Bangbayang yang dibuat oleh Desa Bangbayang. Mengingat batu tersebut merupakan bagian dari sejarah Desa Bangbayang.
“Cerita Baru Goong tersebut sudah kami masukan ke dalam buku Jejak Sejarah Bangbayang,” ucapnya.
Benar dan tidaknya mengenai mitos dari Batu Goong tersebut, itu merupakan cerita urban yang berkembang di masyarakat. Hal itu kembali kepada masing-masing.
Sumber : Detik.travel