RMK NEWS | – Pembangunan Jalan Lingkar Utara Kota Tasikmalaya memantik tumbuhnya titik keramaian dan simpul ekonomi mikro baru. Tempat ini juga jadi lokasi asyik menanti malam.
Jalan yang membentang dari wilayah Kecamatan Cibeureum hingga ke wilayah Kecamatan Cipedes ini menjadi tujuan baru bagi masyarakat untuk menghabiskan waktu sore. Tak hanya di akhir pekan, di hari-hari biasa pun kawasan ini tetap ramai.
Di pinggiran jalan lingkar sepanjang 3,8 kilometer itu ada beberapa titik keramaian yang bisa disinggahi sebagai rute JJS, alias jalan jalan sore.
Jika memulai dari Simpang Empat Lanud Wiriadinata, spot keramaian pertama adalah di sekitar fly over rel kereta api. Di titik ini banyak pedagang makanan yang menjajakan dagangan. Satu lajur jalan sebelah kiri yang belum difungsikan, dimanfaatkan oleh pedagang dan warga untuk nongkrong di sekitar jembatan layang.
Kemudian titik keramaian kedua adalah di sekitar Simpang Empat Jalan Bebedahan. Dulunya Jalan Bebedahan ini menjadi jalur utama akses menuju wilayah Kecamatan Purbaratu, setelah ada jalan lingkar terpotong menjadi simpang empat. Arus lalu lintas yang cukup padat karena menjadi jalur penghubung antar kecamatan menjadikan titik ini menjadi ramai. Banyak pedagang yang menggelar aneka jenis makanan.
Titik keramaian berikutnya adalah pinggiran jalan dekat area pesawahan. Ini adalah spot favorit bagi anak-anak muda untuk nongkrong menikmati suasana senja. Sambil duduk-duduk di trotoar, area ini pas untuk ‘nyanset’ alias menikmati matahari terbenam dengan latar siluet Gunung Syawal. Tidak terlalu banyak pedagang, hanya beberapa pedagang kopi keliling saja yang mangkal. Aktivitas warga yang sedang bermain layangan turut menjadi hiburan tersendiri bagi pengunjung.
Titik keramaian berikutnya adalah di sekitar Jembatan Ciloseh yang sudah masuk wilayah Kecamatan Purbaratu. Setiap petang kawasan itu selalu dipadati warga yang sekedar berfoto atau menikmati suasana di sekitar jembatan.
Salah satu daya tarik dari bangunan jembatan yang menghubungkan wilayah Kecamatan Purbaratu dan Kecamatan Cipedes itu adalah ornamen kujang berukuran besar.
Beberapa pedagang mengaku kerasan berjualan di daerah ini karena bisa meraih pembeli. Meski demikian mereka menyadari kelak setelah Jalan Lingkar Utara ini tuntas dibangun dan arus kendaraan semakin ramai, mereka akan kesulitan berjualan.
“Ya mumpung masih bisa mangkal di pinggir jalan kita manfaatkan saja. Nanti kalau sudah ramai jadi jalan lingkar pasti tidak boleh,” kata Rijal pedagang mie ayam, Sabtu (7/10/2023).
Dia juga mengaku pernah diperingatkan petugas agar tidak membuat lapak di pinggiran jalan tersebut. “Pernah ditegur Satpol PP, katanya jangan bikin tenda. Ya memang saya mah di gerobak saja, yang jajan bisa di trotoar,” kata Rijal.
Di sisi lain proses penuntasan pembangunan Jalan Lingkar Utara Tasikmalaya sendiri saat ini masih terus dilakukan oleh pemerintah.
Aktivitas pembangunan jalan terlihat di beberapa titik jalan. Dilihat dari papan informasi proyek, saat ini tengah dilakukan pembangunan bagian jalan Lingkar Utara sepanjang 1,5 kilometer, dengan anggaran sekitar Rp 25,6 miliar. Pembangunan itu menggarap lajur jalan yang belum selesai.
Sumber : Detik.Jabar