RMK NEWS | – Sampah kerap dipandang sebagai benda tanpa nilai jual. Tapi hal tersebut tak berlaku bagi sebagian orang. Salah satunya Tariyem. Warga Dusun Bonjonglancip, Desa Purbahayu, Kecamatan Pangandaran, menjadikan tempat pembuangan akhir (TPA) sebagai tempatnya mencari rezeki.
Selama 15 tahun Tariyem mencari barang yang masih bisa dijual dari tumpukan sampah di TPA Purbahayu Pangandaran. Kepada detikJabar, Tariyem bercerita betapa sedihnya saat TPA Purbahayu terbakar selama 3 hari atau sejak Jumat (6/10/2023).
Dia sempat tak bekerja karena asap tebal hingga akhirnya Senin (9/10/2023), Tariyem memutuskan untuk kembali mencari barang bekas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
“Dua hari libur dulu karena asap tebal. Hari ini mulai cari-cari lagi ke TPA sementara disampingnya. Gimana kalau nggak bekerja, untuk kebutuhan sehari-hari,” kata Tariyem, Senin (9/10/2023).
“Sudah 15 tahun jadi pemulung TPA, saya mulung botol, plastik dan besi bekas yang bisa dijual,” sambungnya.
Selama TPA Purbahayu terbakar, Tariyem mengaku kehilangan pemasukan hingga ratusan ribu rupiah. “Biasanya saya mengumpulkan rongsokan di TPA selama 1 minggu. Dapatnya lumayan 700-800 ribu selama 1 minggu,” ucapnya.
“Kalau per bulan nya itu tidak tentu, kan dijualnya setiap 1 minggu sekali. Mungkin kalau dihitung semua Rp 2 juta dapat,” sambungnya.
Tariyem mengatakan saat ini sekitar 20 pemulung di TPA Purbahayu meliburkan diri dan memilih memulung di kawasan lain. Tariyem mengisahkan kebakaran di lokasi ini baru terjadi selama 15 tahun terakhir.
“Yang lain hari ini ada yang ke sini, karena memang masih ada lokasi yang tidak terbakar,” ucapnya.
Pembuangan ke TPA Purbahayu Dialihkan
Kebakaran hingga hari ketiga masih melanda TPA Purbahayu. Sementara itu, akibat kebakaran yang melanda TPA Purbahayu, pembuangan sampah warga Pangandaran dialihkan ke TPA alternatif.
Kepala Dinas Kebersihan Lingkungan Hidup (DLHK) Pangandaran Trisno mengatakan saat ini pembuangan sampah memang sedikit terganggu karena kebakaran.
“TPA Purbahayu yang luasnya 3,5 hektar itu saat ini 1,5 hektarnya terbakar, sehingga mengganggu aktivitas pembuangan sampah yang bersumber dari masyarakat,” kata Trisno.
Menurutnya meskipun 2 hari sempat diberhentikan pembuangan sampah, saat ini sudah beroperasi kembali.
“Pembuangan sampah masih tetap ke TPA Purbahayu, namun ke TPA alternatif yang jaraknya 50 meter dari TPA Purbahayu,” katanya.
Dia menambahkan sampah yang dibuang ke TPA Purbahayu bisa mencapai puluhan ton dalam sehari.
“Tujuan pembuangan sampah ke TPA alternatif supaya tetap menampung sampah. Karena dalam sehari sampah yang dibuang ke TPA Purbahayu ada sebanyak 60 sampai 70 ton per hari, belum lagi dari pihak ketiga, masyarakat, mungkin bisa mencapai 90 ton,” jelasnya.
Sumber sampah TPA Purbahayu sendiri berasal dari berbagai daerah di Kabupaten Pangandaran.
“TPA Purbahayu kan satu-satunya, mengingat sebagai satu-satunya TPA yang dimiliki pemda, jadi yang kita kelola dari mulai Kecamatan Mangunjaya, Padaherang, Kalipucang, Cigugur, Parigi, Cijulang, objek wisata Green Canyon, Pantai Batukaras dan objek wisata Pantai Pangandaran,” katanya.
Sumber : Detik.Jabar