RMK NEWS | Jakarta – Laser-Assisted in Situ Keratomileusis atau lasik adalah tindakan bedah dengan menggunakan laser untuk menangani gangguan penglihatan seperti kelainan refraksi pada mata.
Prosedur lasik menjadi idaman banyak orang karena efektif membuat penglihatan kembali tajam. Sayangnya, tidak semua orang dengan gangguan refraksi mata bisa menjalani tindakan lasik.
Ada setidaknya empat syarat yang perlu dipenuhi sebelum melakukan tindakan lasik. Syarat-syarat itu adalah:
Berusia Lebih dari 18 Tahun
Lasik tidak dapat dilakukan untuk semua usia. Setidak-tidaknya, calon pasien lasik harus berusia di atas 18 tahun.
“Pada usia di atas 18 tahun, rata-rata orang sudah mendapatkan daya penglihatan yang relatif stabil, mengingat daya penglihatan terus berubah pada remaja,” ujar dokter spesialis mata dari KMN EyeCare, Kevin.
Memiliki Kondisi Kesehatan yang Prima
Sebelum memutuskan untuk lasik, orang dengan refraksi mata harus memastikan bahwa dirinya sedang dalam kondisi sehat.
Bagi pasien diabetes, collagen vascular disease, penyakit autoimun, atau sedang hamil dan menyusui, diwajibkan untuk menyampaikan kondisi ini kepada dokter.
“Kondisi kesehatan sangat berpengaruh pada risiko tindakan lasik. Untuk itu, Anda wajib terbuka mengenai medical history sebelum melakukan tindakan lasik,” saran Kevin.
Refraksi Mata Stabil
Tidak hanya kesehatan secara umum, mata juga harus berada dalam kondisi yang stabil. Setidaknya dalam kurun waktu enam bulan hingga satu tahun terakhir, calon pasien tidak mengalami perubahan kenaikan jumlah minus atau silinder.
Syarat ini berhubungan dengan alasan mengapa calon pasien lasik wajib di atas 18 tahun. Pada umur 18 tahun, umumnya status refraksi mata sudah stabil sehingga kemungkinan adanya pertambahan silinder atau minus menjadi sangat kecil.
Sampaikan Riwayat Kesehatan Mata dengan Jelas
Riwayat kesehatan mata harus jelas disampaikan kepada dokter mata. Riwayat infeksi mata, glaukoma, atau ablasi retina merupakan kontraindikasi dari dilakukannya tindakan lasik.
Sindrom mata kering juga wajib dijelaskan sebelum lasik, karena risiko lasik bisa menyebabkan mata kering menjadi lebih berat.
Jika persyaratan umum di atas sudah terpenuhi, pasien sudah bisa dikatakan layak untuk menjadi calon kandidat lasik.
“Namun sebenarnya, masih ada serangkaian proses pemeriksaan atau yang dikenal dengan istilah Pre-lasik (skrining lasik) yang wajib dilakukan oleh calon peserta lasik untuk mengetahui apakah pasien tersebut bisa ditindak atau tidak.”
Sejumlah pemeriksaan komprehensif yang wajib diikuti oleh semua calon pasien LASIK di antaranya:
Pemetaan (Topografi) Kornea
Topografi kornea atau pemetaan kornea yang akurat perlu dilakukan mengingat tindakan lasik dilakukan pada bagian kornea mata. Setiap mata orang bersifat unik dan berbeda-beda satu sama lain, seperti sidik jari atau DNA.
Hasil dari pemeriksaan ini adalah deskripsi yang mendetail mengenai bentuk dan kekuatan kornea calon pasien lasik.
Pemeriksaan Produksi Air Mata
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, memeriksakan kesehatan mata sebelum tindakan dapat meminimalkan risiko. Termasuk juga menentukan keberhasilan Lasik.
Apabila calon pasien terdeteksi memiliki mata kering, akan diberikan perawatan terhadap mata kering terlebih dahulu, sebelum dapat menjadwalkan prosedur lasik.
Pengukuran Ketebalan Kornea
Tahap pre-lasik selanjutnya adalah pengukuran ketebalan kornea. Kondisi ketebalan kornea sangat menentukan apakah pasien dapat menjalani lasik atau tidak.
Ada standar ketebalan tersendiri yang harus dipenuhi sebelum dilakukan lasik. Apabila kornea pasien tidak sesuai persyaratan maka dapat dinyatakan tidak dapat melanjutkan prosedur lasik.
Pemeriksaan Specular Microscope
Adanya penyakit atau gangguan pada kornea dapat terdeteksi dengan akurat melalui pemeriksaan specular microscope.
Ini adalah pemeriksaan mata menggunakan alat bernama specular microscope yang fungsinya serupa dengan mikroskop tapi penggunaannya khusus untuk masalah mata.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium mencakup pengecekan gula darah di laboratorium. Setiap tindakan bedah selalu memerlukan pengecekan gula darah untuk mengurangi risiko komplikasi. Termasuk juga tindakan bedah lasik.
Pemeriksaan Fisik Mata
Terakhir, dokter akan memberi obat tetes mata untuk membesarkan pupil. Tujuannya untuk mempermudah pemeriksaan kesehatan retina sebelum prosedur.
Saat calon pasien sudah menjalani seluruh pemeriksaan komprehensif, barulah dokter dapat menentukan apakah seseorang dapat menjalani lasik. Tindakan lasik pun dapat segera dijadwalkan.
sumber : Liputan6.com