RMK NEWS | – Sejumlah warga Kota Tasikmalaya menyoroti keberadaan kumpulan tiang-tiang besi yang membentuk rumpun di beberapa titik. Selain menimbulkan kesan semrawut, kumpulan tiang ini dianggap mengganggu pejalan kaki. Trotoar jadi terhalang oleh tegakan kumpulan tiang ini.
“Kalau kata anak muda saya merasakan culture shock, “reuwas naha di kota mah tihang teh siga dapuran awi, ngariung ngahalangan jalan,” (kaget mengapa di kota tiang itu mirip rumpun bambu, berkumpul menghalangi jalan),” kata Eje (50) warga Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya, Senin (16/10/2023).
Keheranan Eje terjadi saat dirinya berjalan kaki di sekitar kawasan Simpang Lima, mulai dari Jalan RE Martadinata sampai ke Jalan dr Soekardjo. “Hampir separuh trotoar habis oleh tegakan tiang,” kata Eje.
Dadang Holis (45) warga Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya mengaku sudah terbiasa dengan pemandangan itu. Menurut dia rumpun tiang-tiang besi tidak hanya ditemukan di kawasan Simpang Lima Tasikmalaya saja, namun di kawasan kota lainnya pun mudah dijumpai.
“Banyak coba saja diperhatikan terutama di setiap perempatan, tiang-tiang berkumpul. Terus kalau kita lihat ke atasnya, kabel-kabelnya juga semrawut,” kata Dadang.
Baik Dadang mau pun Eje berharap kondisi tersebut bisa ditangani oleh pemerintah. Mereka berharap tiang itu cukup satu atau maksimal dua. “Kalau diperhatikan itu kan tiang listrik sama tiang telepon atau wifi. Ya maksimal dua, ini mah sampai 10 tiang berkumpul,” kata Dadang.
Jika dibenahi, kata Dadang, lanskap kawasan Kota Tasikmalaya pasti akan berubah menjadi lebih rapi. “Trotoar pasti tak terganggu, terus kabel mungkin akan terlihat lebih rapi. Tasik resik akan benar-benar terlihat,” kata Dadang.
Pantauan detikJabar, kumpulan tiang-tiang besi memang banyak dijumpai di sekitar Simpang Lima Kota Tasikmalaya. Bahkan beberapa diantaranya sampai ada 10 tiang berkumpul dalam satu titik. Diduga mayoritas tiang itu adalah milik penyedia layanan komunikasi. Keberadaan rumpun tiang-tiang itu menghalangi pejalan kaki atau memakan lebar trotoar.
Sumber : Detik.jabar