RMK NEWS | – Kerajinan bordir Tasikmalaya terpilih menjadi salah satu potensi kebudayaan dalam proyek pertukaran kebudayaan antara Indonesia dan Qatar. Keindahan serta keunikan kreativitas masyarakat Tasikmalaya ini kemudian dikolaborasikan dengan budaya Qatar yang juga memiliki budaya menyulam kain.
“Yang dipilih adalah bordir Tasik, karena antara Tasikmalaya dengan Qatar sama-sama punya budaya sulam atau bordir,” kata DR. Kahfiati Kahdar, manager proyek Qatar-Indonesia Years of Culture 2023, Rabu (18/10/2023).
Kahfiati menjelaskan, proyek pertukaran kebudayaan ini bertujuan untuk menyoroti keunikan budaya masing-masing negara melalui berbagai program yang merespons 12 pilar sebagai fokus utama, termasuk seni, mode dan desain, serta museum dan pameran.
“Jadi ini adalah kolaborasi Indonesia dengan Qatar untuk mengembangkan potensi kebudayaan masing-masing,” kata Kahfiati.
Nantinya hasil kolaborasi ini akan ditampilkan di Qatar Museums serta museum lain seperti Museum Seni Islam (MIA) Mathaf, Arab Museum of Modern Art, MIA Park, QM Gallery di Katara, ALRIWAQ DOHA Exhibition Space dan lain-lain.
“Sekarang kami membuat satu produk kolaborasi antara desainer Indonesia dan Qatar, yang terinspirasi dari budaya bordir Tasikmalaya. Motifnya dikombinasikan, kalau dari Tasik diambil dari motif kembang sepatu, bunga honje. Kalau dari Qatar ada motif mutiara dan geometris. Karena di Qatar tidak menampilkan motif makhluk hidup,” kata Kahfiati.
Dia mengatakan kolaborasi akan sampai ke tahap produksi dan promosi, untuk pemasaran belum digarap. Namun setidaknya, kata Kahfiati, dengan kolaborasi ini ada sesuatu hal yang baru yang bisa dipelajari oleh perajin bordir di Tasikmalaya.
“Ini mengenalkan produk bordir Tasikmalaya ke dunia internasional sekaligus memberikan sesuatu yang baru yang bisa dipelajari oleh perajin kita,” kata Kahfiati.
Dia menambahkan, selain desain yang unik dan beragam, kualitas bordir Tasikmalaya juga telah memikat dunia internasional.
“Bordir Tasik bisa memikat karena dari gradasi warna dan kehalusan bordir, motif yang variatif. Kehalusan bordir Tasik ini terutama untuk yang diproduksi dengan mesin manual, mesin ‘kejek’ bukan mesin juki atau mesin modern,” kata Kahfiati.
Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah mengaku mengapresiasi kolaborasi ini. Menurut dia langkah ini akan membuat Tasikmalaya mendunia.
“Pertukaran budaya Indonesia dan Qatar ini akan membuat Tasik mendunia. Ini merupakan sesuatu yang luar biasa,” kata Cheka.
Terkait harapan kegiatan ini memiliki daya dongkrak terhadap penjualan bordir Tasikmalaya, Cheka mengatakan potensinya akan terbuka setelah karya kolaborasi ini dipamerkan di berbagai festival dan event internasional.
“Ya untuk pemasaran kan nanti hasil kolaborasi ini akan dipamerkan di museum, hadir di acara festival-festival kelas nasional atau internasional. Tentu itu akan membuka peluang pasar,” kata Cheka.
Uyung Aria salah seorang mentor di kegiatan ini mengatakan bahwa bordir Tasikmalaya memiliki kualitas yang diakui oleh dunia internasional, khususnya Qatar. Kombinasi warna serta latar belakang inspirasi lahirnya motif juga menjadi keunikan tersendiri.
“Seperti desain bordir motif bunga honje atau bunga kecombrang. Itu awalnya ketika menikmati kuliner Tasik yang berbahan honje, rupanya bentuk dan warnanya menjadi inspirasi sehingga lahirlah motif bordir,” kata Uyung.
Dia juga menegaskan poin penting dari kolaborasi ini adalah kebanggaan akan produk khas Tasikmalaya yang mendunia. “Ini bukti bahwa produk khas Tasikmalaya memiliki peluang tembus ke pasar dunia,” kata Uyung.
Sumber : Detik.jabar