RMK NEWS | – Sali (49), warga Dusun Sukajadi, Desa Sukaresik, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran hidup di rumah tak layak huni selama belasan tahun. Ayah satu anak itu tetap bertahan meskipun tinggal di gubuk kayu.
Sali yang memiliki keterbelakangan mental berpasangan dengan Desi seorang tunawicara. Pasangan disabilitas itu tinggal di rumah yang jauh dari permukiman warga, jaraknya dari kantor desa sejauh 5 Kilometer.
Sebelumnya, rumah Sali dianggap tidak layak huni karena bak kandang ayam, dengan satu pintu dan satu jendela. Namun setelah mendapatkan bantuan rutilahu, kini Sali dapat tinggal di rumah yang layak dan dapat bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat atas ajuan LPM Desa Sukaresik.
Sali mengatakan mengaku senang bisa tinggal di rumah yang nyaman dan layak. “Senang sekarang gak takut bocor lagi karena hujan,” kata Sali kepada detikJabar.
Meskipun memiliki keterbelakangan mental, Sali dapat menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan. “Kalau tinggal di rumah sebelumnya sudah lama belasan tahun,” ucap Sali.
Ia mengatakan kerja sehari-hari hanya sebagai penjual sapu dari daun kelapa. “Tukang raut sapu (peraut sapu kelapa),” ungkapnya.
Selain itu, kehidupan sehari-hari Sali mengandalkan uang bantuan dari pemerintah desa dan saudaranya yang tak jauh dari rumahnya.
Sementara itu, Ketua LPM Desa Sukaresik Edwin mengatakan Sali memang salah satu warga yang mendapatkan bantuan rutilahu. “Jadi di Desa Sukaresik itu memang ada bantuan rutilahu, satu rumahnya dapat Rp 19,5 juta,” ucap Edwin.
Menurutnya, Sali dapat bantuan karena dinilai kondisi rumahnya tidak layak huni dan tidak mempunyai penghasilan tetap.
“Saya dapat laporan dari warga bahwa ada rumah di Dusun Sukajadi yang tak layak huni, jadi Sali memang layak dapat bantuan,” ucapnya.
Sumber :Ā Detik.jabar
Discussion about this post